Berfikir tentangmu tak kan pernah ada habisnya, berdoa dan
berharap agar kau kelak menjadi pendamping hidupku untuk selamanya. Kamu sering
berkata kepadaku, dan memintaku menunggu hingga sebuah kata kelak menjadi
sebuah kata kepastian.
Aku sering menuliskan beragam cerita kepadamu, tidak saat
ini saja, bahkan hampir setiap harinya. Kadang kala aku menulis romansa tentang
kita, atau kadang hanya tentangmu saja. Tapi tak jarang pula kau tak
membalasanya, hingga suatu kali aku menyerah untuk menuliskannya.
Kamu, lelaki yang tak mau membalas sebuah romansa yang
kutulis karena bagimu, kau tak pandai merayu dalam kata. Kau terbisu ketika
kuminta untuk menyatakan cinta dihadapanku untuk yang pertama. Andai saja, aku
memaksamu untuk menulis sebuah prosa atau berteriak memanggil namaku, pasti kau
tak akan pernah melakukan apa yang ku pinta.
0 komentar:
Posting Komentar