PENEGUHAN KOMITMEN TRILOGI IKATAN (KEAGAMAAN,
KEMASYARAKATAN,
DAN KEMAHASISWAAN)
Identitas Kader
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah 1
Ummu Iffati
A’yunin 2
Sebelum
melangkah lebih jauh mengenai Identitas Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah maka
alangkah baiknya jika kita menilik kembali Sejarah awal berdirinya Ikatan
Mahasiwa Muhammadiyah (IMM). Berdirinya IMM dapat didasari oleh dua faktor penting, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Dari faktor internal sendiri yang menyebabkan IMM lahir
adalah karena dorongan idealisme, untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah.
Faham atau cita-cita muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam, sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi oleh
Allah SWT. Dalam merefleksikan cita-citanya ini, dibutuhkanlah mahasiswa Muhammadiyah
yang harus mau dan mampu mendakwahkan Islam secara Amar ma’ruf nahi Munkar
seperti yang dicita-citakan Muhammadiyah terhadap masyarakat Indonesia yang
heterogen ini. Sebagaimana yang dicita-citakan oleh KH. Ahmad Dahlan :
“Muhammadiyah sekarang lain dengan Muhammadiyah yang akan datang, maka teruslah
kamu bersekolah menuntut ilmu pengetahuan dimana saja, jadilah dokter, jadilah
master, jadilah insinyur dan lain-lain, namun kembalilah ke Muhammadiyah.”
Sedangkan jika ditinjau dari segi
eksternal, masalah masyarakat Indonesia dari dulu hingga saat ini masih sama, mereka
masih mengkultuskan budaya nenek moyang, yang masih mempercayai animesme dan
dinamisme, biasanya mereka tetap mempercayai hal tersebut dengan dalih
melestarikan warisan leluhur. Hal semacam inilah yang menjadikan para mahasiswa
dalam berfikir menjadi stagnan, mandeg, dan bias. Padahal seharusnya mahasiswa
harus menjadi agen of change. Yang memilki gagasan yang brilliant, yang jauh
kedepan yang dapat menjadikan bangsa ini berubah menjadi bangsa yang lebih
baik. Jika masyarakat Indonesia tetap
memelihara penyakit ini maka kebebasan akademis (kebebasan berpikir) ini akan terkungkung dengan budaya-budaya
nenek moyang yang tidak masuk akal yang menjadikan jumud dan mengalami
kemunduran. 3
1
Artikel ditulis untuk persyaratan calon peserta DAM PC IMM Malang
2 Penulis adalah mahasiswi Pendidikan IPS UM
3 Tri Kompetensi Dasar : Peneguhan Jatidiri Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta 2007.( DPP IMM)
2 Penulis adalah mahasiswi Pendidikan IPS UM
3 Tri Kompetensi Dasar : Peneguhan Jatidiri Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta 2007.( DPP IMM)
Belum lagi, masalah sosial politik yang berkecamuk pada
saat itu,(1960-an) situasi pemerintahan yang menjurus pada suasana diktator,
hadirnya faham komunis ditengah-tengah masyarakat Indonesia yang sebagian besar
beragama Islam, akan menjadikan keresahan tersendiri bagi para mahasiswa Islam
pada Era itu. Dimana banyaknya organisasi Islam yang akan dibubarkan oleh PKI
(Partai Komunis Indonesia).
Dan untuk melacak kronologis kelahiran IMM, akibat
desakan dari dua faktor penting tersebut, dapat diawali dengan melihat rencana
awal Muhammadiyah mendirikan perguruan Tinggi. Untuk menjawab semua
permasalahan yang terjadi pada zaman itu, maka Kegiatan awal yang dilakukan di
Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah membentuk forum pengajian-pengajian
mahasiswa. Ada banyak sekali mahasiswa Muhammadiyah yang mengikuti
pengajian-pengajian tersebut, namun belum ada organisasi yang menanungi
keberadaan pengajian tersebut. Akhirnya melalui lembaga Dakwah Muhammadiyah
yang dipelopori oleh Djasman Al-Kindi dkk pada tahun 1963 diadakanlah
penjajakan untuk mendirikan wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah. Setelah
dilakukan penjajajakan selama tiga bulan maka melalui mahasiswa yang terdapat
didalamnya, mendeklarasikan kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang pada
saat itu bertepatan pada tanggal 29 Syawal 1384 H/ 14 Maret 1964 di Yogyakarta
dan diresmikan oleh PP. Muhammadiyah yang pada saat itu diketuai oleh KHA.
Badhawi dan disaksikan oleh H. Tanthawi, selaku badan pembantu pemerintahan
DIY.
Peresmian lahirnya Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah ini dibarengi dengan tercetusnya “enam penegasan IMM”.
1. Menegaskan bahwa IMM adalah
gerakan mahasiswa islam.
2. Menegaskan bahwa Kepribadian
Muhammadiyah adalah landasan perjuanagn IMM.
3. Menegaskan bahwa Fungsi
IMM, adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah (Stabilitator dan
Dinamisator).
4. Menegaskan bahwa IMM adalah
organisasi yang sah mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, dan
falsafah Negara yang berlaku.
5. Menegaskan bahwa Ilmu
adalah amaliyah IMM dan amal adalah ilmiah IMM.
6. Menegaskan bahwa amal IMM
adalah lillahita’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat. 4
Setelah
didirikan secara resmi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta, selanjutnya
disusul oleh kota-kota besar maupun kecil diseluruh pelosok Negeri ini.
4 Tri
Kompetensi Dasar : Peneguhan Jatidiri Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Jakarta 2007.( DPP IMM)
Penegasan identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah diatas,
tidak cukup berhenti sebagai suatu simbol deklarasi lahirnya IMM saja.
Melainkan sebagai tekad dan penegasan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus
menempatkan diri -meminjam istilah Kuntowijoyo- Garda Depan gerakan keumatan
yang bertumpu pada identitas ikatan.
Dalam tataran konseptual sebenarnya IMM memiliki sebuah
konsep yang menyeluruh yang cukup mantap, tidak goyah, dan stabil kedudukannya.
Trilogi Iman-Ilmu-amal yang berkaitan dengan Trilogi lahan garapan
Keagamaan-Kemasyarakatan dan Kemahasiswaan dan juga Trikompetensi Dasar
Intelektualitas-Spiritualitas-Humanitas memilki konsep khas gerakan sehingga
menjadi dasar ideologi gerakan ikatan. Trilogi sendiri dalam Kamus Besar bahasa
Indonesia memiliki arti seni karya sastra yang terdiri atas tiga satuan yang
saling berhubungan dan mengembangkan satu tema. Atau tiga hal yang bertaut dan
saling bergantung. Jika ditinjau dari segi arti kata sendiri maka Trilogi IMM
ini merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak
dapat dipisahkan.
Trilogi IMM sebagai langkah gerak kader-kader Ikatan dan
dikembangkan untuk menjadi pelopor dalam berbagai lini masyarakat/umat yang
dapat dijabarkan melalui lahan garapannya berupa Keagamaan, Kemasyarakatan dan
Kemahasiswaan.
1. Keagamaan - Religiusitas
Sebagai
organanisasi mahasiswa yang berakidahkan Islam, yang bersumber pada Al-qur’an
dan As-sunah. Maka IMM (baik secara individualis maupun secara organisatoris)
berkewajiban memurnikan dan memperkokoh tauhid seperti yang terdapat pada
Al-qur’an dan As-sunah. Sebagai organisasi kader yang berisikan nilai-nilai
relegiusitas. IMM akan senantiasa memberikan pembaharuan (tajdid) keagamaan menyangkut pemahaman pemikiran dan
realisasinya dalam kehidupan. Yang harus Menjadikan Al-qur’an dan As-sunah
sebagai sumber dalam beramal dan menjadikan Islam sebagai idealitas sekaligus
jiwa yang menggerakkan. Moto yang harus direalisasikan adalah dari Islam kita
berangkat (sebagai landasan dan
semangat) dan kepada Islam kita berproses (Islam sebagai cita-cita). 5
5 Beni Pramula, Setengah Abad IMM:
MEREBUT MOMENTUM MERETAS ZAMAN MENDUNIAKAN GERAKAN, Jakarta: Mediatama,
2014.h.9
2. Kemahasiswaan - Keintelektualan
Keintelektualan
erat kaitannnya dengan mahasiswa, IMM sebagai organisasi pergerakan mahasiswa berproses
pula untuk menjadi pusat-pusat unggulan terutama dalam hal intelektual. Melalui
wadah ini diharapkan ide-ide pembaharuan dan pengembangan dapat tertampung. Sebagai
kader IMM harus mampu berfikir universal tanpa tersekat-sekat oleh eksklusivisme, sebagai salah satu dari kelompok intelektual yang
memimpikan kemajuan dalam berbagai lini kehidupan. Ali Syariati seorang
cendekiawan muslim berpendapat bahwa seorang intelektual bertugas membimbing
masyarakatnya untuk mencari tahu dan mengarahkan kepada tujuan yang ingin
digapai, sebuah tujuan yang bukan didasarkan atas konsensus bersama atau orang
banyak tapi berdasarkan tujuan-tujuan murni dari kemanusiaan. Berani
memperingatkan penguasa bila jalan yang diambil penguasa mematikan kadar
positif manusia, menghempang kreativitas manusia, ataupun menindas kebenaran
dan keadilan. 6
Tugas
IMM sebagai organisasi gerakan mahasiswa islam harus mampu pula menjawab
tantangan zaman bukan hanya dengan sebuah penawaran ide-ide pembaharuan, akan
tetapi juga harus dapat melakukan perubahan terhadap masyrakat yang kondisinya
masih mengalami kemunduran (jumud, taqlid). Dalam ikatan, intelektul harus
bersifat liberasi maksudnya baik secara individualis maupun secara
organisatoris kader ikatan harus memiliki kemauan dan kemampuan dalam
melepaskan segala hal yang memenjara kebebasan hak manusia dalam materi maupun
non material. Sikap intelektual profetik yang telah dicontohkan Rasulullah-pun
harus menjadi panutan dalam melakukan gerakan keumatan kekinian.
3. Kemasyarakatan - Humanitas
Jika ditinjau dari sosiologis,
sebenarnya IMM merupakan sub-sosial masyarakat, yang mana IMM dapat melakukan
hubungan komunikasi, hubungan timbal balik dengan komunitas maupun kekuatan
lain diluar dirinya (diluar organisasi otonom Muhammadiyah), meskipun dengan
ciri kelompok yang sifatnya homogenitas namun tetap menuntut sikap keterbukaan
yang selektif dari setiap kader IMM tanpa harus terganggu dengan embel-embel “organisasi
kader”, memang agak terkesan elitis, namun sudah seharusnya dengan embel-embel
tersebut IMM harus dapat lebih terpanggil oleh keadaan ummat.7
6 Beni Pramula, Setengah Abad IMM: MEREBUT
MOMENTUM MERETAS ZAMAN MENDUNIAKAN GERAKAN, Jakarta: Mediatama,2014.h.8
7 Farid Fathoni AF, Kelahiran yang Dipersoalkan, Surabaya: Pt Bina Ilmu. h.286
7 Farid Fathoni AF, Kelahiran yang Dipersoalkan, Surabaya: Pt Bina Ilmu. h.286
IMM
harus dapat Memberikan manfaat bagi ummat dengan ilmu yang telah diperolehnya,
dengan selalu bergerak menuju pada perubahan yang lebih baik, perubahan peradaban
yang berkemajuan dalam kehidupan, Dalam melakukan perubahan tidak cukup hanya
dengan konseptual belaka. yang tidak kalah pentingnya adalah perjuangan
mewujudkan konsep-konsep tersebut atau ide perubahan. Pada tahapan ini
dibutuhkan keyakinan, kemampuan, kerja keras, semangat, ketabahan, kesabaran
dan stamina yang besar agar tidak berhenti ditengah-tengah.
Untuk
terus mengembangkan hidup dan kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, serta
amal gerakannya, maka perlu ditegaskan Identitas IMM. Identitas pada hakekatnya
adalah ciri-ciri khusus kepribadian yang membedakan IMM dengan organisasi lain.
Identitas tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak dibidang
keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.
2.
Sesuai
gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan
dakwah ditengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan mahasiswa.
3.
Setiap
anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan ilmiah
dan akidahnya.
4.
Oleh
karena itu, setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan
mengamalkan ilmunya untuk menyata laksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada
Allah SWT.8
0 komentar:
Posting Komentar