Senin, 26 September 2016

PENEGUHAN KOMITMEN TRILOGI IKATAN (KEAGAMAAN, KEMASYARAKATAN, DAN KEMAHASISWAAN)



PENEGUHAN KOMITMEN TRILOGI IKATAN (KEAGAMAAN,
KEMASYARAKATAN, DAN KEMAHASISWAAN)

Identitas Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah 1
Ummu Iffati A’yunin 2
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai Identitas Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah maka alangkah baiknya jika kita menilik kembali Sejarah awal berdirinya Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah (IMM). Berdirinya IMM dapat didasari  oleh dua faktor penting, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor internal sendiri yang menyebabkan IMM lahir adalah karena dorongan idealisme, untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah. Faham atau cita-cita muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. Dalam merefleksikan cita-citanya ini, dibutuhkanlah mahasiswa Muhammadiyah yang harus mau dan mampu mendakwahkan Islam secara Amar ma’ruf nahi Munkar seperti yang dicita-citakan Muhammadiyah terhadap masyarakat Indonesia yang heterogen ini. Sebagaimana yang dicita-citakan oleh KH. Ahmad Dahlan : “Muhammadiyah sekarang lain dengan Muhammadiyah yang akan datang, maka teruslah kamu bersekolah menuntut ilmu pengetahuan dimana saja, jadilah dokter, jadilah master, jadilah insinyur dan lain-lain, namun kembalilah ke Muhammadiyah.”
Sedangkan jika ditinjau dari segi eksternal, masalah masyarakat Indonesia dari dulu hingga saat ini masih sama, mereka masih mengkultuskan budaya nenek moyang, yang masih mempercayai animesme dan dinamisme, biasanya mereka tetap mempercayai hal tersebut dengan dalih melestarikan warisan leluhur. Hal semacam inilah yang menjadikan para mahasiswa dalam berfikir menjadi stagnan, mandeg, dan bias. Padahal seharusnya mahasiswa harus menjadi agen of change. Yang memilki gagasan yang brilliant, yang jauh kedepan yang dapat menjadikan bangsa ini berubah menjadi bangsa yang lebih baik.  Jika masyarakat Indonesia tetap memelihara penyakit ini maka kebebasan akademis (kebebasan berpikir)  ini akan terkungkung dengan budaya-budaya nenek moyang yang tidak masuk akal yang menjadikan jumud dan mengalami kemunduran. 3 
1 Artikel ditulis untuk persyaratan calon peserta DAM PC IMM Malang
2 Penulis adalah mahasiswi Pendidikan IPS UM
3 Tri Kompetensi Dasar : Peneguhan Jatidiri Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta 2007.( DPP IMM)

           Belum lagi, masalah sosial politik yang berkecamuk pada saat itu,(1960-an) situasi pemerintahan yang menjurus pada suasana diktator, hadirnya faham komunis ditengah-tengah masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, akan menjadikan keresahan tersendiri bagi para mahasiswa Islam pada Era itu. Dimana banyaknya organisasi Islam yang akan dibubarkan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia).
            Dan untuk melacak kronologis kelahiran IMM, akibat desakan dari dua faktor penting tersebut, dapat diawali dengan melihat rencana awal Muhammadiyah mendirikan perguruan Tinggi. Untuk menjawab semua permasalahan yang terjadi pada zaman itu, maka Kegiatan awal yang dilakukan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah membentuk forum pengajian-pengajian mahasiswa. Ada banyak sekali mahasiswa Muhammadiyah yang mengikuti pengajian-pengajian tersebut, namun belum ada organisasi yang menanungi keberadaan pengajian tersebut. Akhirnya melalui lembaga Dakwah Muhammadiyah yang dipelopori oleh Djasman Al-Kindi dkk pada tahun 1963 diadakanlah penjajakan untuk mendirikan wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah. Setelah dilakukan penjajajakan selama tiga bulan maka melalui mahasiswa yang terdapat didalamnya, mendeklarasikan kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang pada saat itu bertepatan pada tanggal 29 Syawal 1384 H/ 14 Maret 1964 di Yogyakarta dan diresmikan oleh PP. Muhammadiyah yang pada saat itu diketuai oleh KHA. Badhawi dan disaksikan oleh H. Tanthawi, selaku badan pembantu pemerintahan DIY.
Peresmian lahirnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ini dibarengi dengan tercetusnya “enam penegasan IMM”.
1.    Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa islam.
2.    Menegaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuanagn IMM.
3.    Menegaskan bahwa Fungsi IMM, adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah (Stabilitator dan Dinamisator).
4.    Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi yang sah mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, dan falsafah Negara yang berlaku.
5.    Menegaskan bahwa Ilmu adalah amaliyah IMM dan amal adalah ilmiah IMM.
6.    Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahita’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat. 4
Setelah didirikan secara resmi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta, selanjutnya disusul oleh kota-kota besar maupun kecil diseluruh pelosok Negeri ini.
4 Tri Kompetensi Dasar : Peneguhan Jatidiri Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta 2007.( DPP IMM)
            Penegasan identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah diatas, tidak cukup berhenti sebagai suatu simbol deklarasi lahirnya IMM saja. Melainkan sebagai tekad dan penegasan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus menempatkan diri -meminjam istilah Kuntowijoyo- Garda Depan gerakan keumatan yang bertumpu pada identitas ikatan.
            Dalam tataran konseptual sebenarnya IMM memiliki sebuah konsep yang menyeluruh yang cukup mantap, tidak goyah, dan stabil kedudukannya. Trilogi Iman-Ilmu-amal yang berkaitan dengan Trilogi lahan garapan Keagamaan-Kemasyarakatan dan Kemahasiswaan dan juga Trikompetensi Dasar Intelektualitas-Spiritualitas-Humanitas memilki konsep khas gerakan sehingga menjadi dasar ideologi gerakan ikatan. Trilogi sendiri dalam Kamus Besar bahasa Indonesia memiliki arti seni karya sastra yang terdiri atas tiga satuan yang saling berhubungan dan mengembangkan satu tema. Atau tiga hal yang bertaut dan saling bergantung. Jika ditinjau dari segi arti kata sendiri maka Trilogi IMM ini merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.
            Trilogi IMM sebagai langkah gerak kader-kader Ikatan dan dikembangkan untuk menjadi pelopor dalam berbagai lini masyarakat/umat yang dapat dijabarkan melalui lahan garapannya berupa Keagamaan, Kemasyarakatan dan Kemahasiswaan.
1.    Keagamaan - Religiusitas
Sebagai organanisasi mahasiswa yang berakidahkan Islam, yang bersumber pada Al-qur’an dan As-sunah. Maka IMM (baik secara individualis maupun secara organisatoris) berkewajiban memurnikan dan memperkokoh tauhid seperti yang terdapat pada Al-qur’an dan As-sunah. Sebagai organisasi kader yang berisikan nilai-nilai relegiusitas. IMM akan senantiasa memberikan pembaharuan (tajdid)  keagamaan menyangkut pemahaman pemikiran dan realisasinya dalam kehidupan. Yang harus Menjadikan Al-qur’an dan As-sunah sebagai sumber dalam beramal dan menjadikan Islam sebagai idealitas sekaligus jiwa yang menggerakkan. Moto yang harus direalisasikan adalah dari Islam kita berangkat  (sebagai landasan dan semangat) dan kepada Islam kita berproses (Islam sebagai cita-cita). 5

5 Beni Pramula, Setengah Abad IMM: MEREBUT MOMENTUM MERETAS ZAMAN MENDUNIAKAN GERAKAN, Jakarta: Mediatama, 2014.h.9

2.    Kemahasiswaan - Keintelektualan
Keintelektualan erat kaitannnya dengan mahasiswa, IMM sebagai organisasi pergerakan mahasiswa berproses pula untuk menjadi pusat-pusat unggulan terutama dalam hal intelektual. Melalui wadah ini diharapkan ide-ide pembaharuan dan pengembangan dapat tertampung. Sebagai kader IMM harus mampu berfikir universal tanpa tersekat-sekat oleh eksklusivisme, sebagai salah satu dari kelompok intelektual yang memimpikan kemajuan dalam berbagai lini kehidupan. Ali Syariati seorang cendekiawan muslim berpendapat bahwa seorang intelektual bertugas membimbing masyarakatnya untuk mencari tahu dan mengarahkan kepada tujuan yang ingin digapai, sebuah tujuan yang bukan didasarkan atas konsensus bersama atau orang banyak tapi berdasarkan tujuan-tujuan murni dari kemanusiaan. Berani memperingatkan penguasa bila jalan yang diambil penguasa mematikan kadar positif manusia, menghempang kreativitas manusia, ataupun menindas kebenaran dan keadilan. 6
Tugas IMM sebagai organisasi gerakan mahasiswa islam harus mampu pula menjawab tantangan zaman bukan hanya dengan sebuah penawaran ide-ide pembaharuan, akan tetapi juga harus dapat melakukan perubahan terhadap masyrakat yang kondisinya masih mengalami kemunduran (jumud, taqlid). Dalam ikatan, intelektul harus bersifat liberasi maksudnya baik secara individualis maupun secara organisatoris kader ikatan harus memiliki kemauan dan kemampuan dalam melepaskan segala hal yang memenjara kebebasan hak manusia dalam materi maupun non material. Sikap intelektual profetik yang telah dicontohkan Rasulullah-pun harus menjadi panutan dalam melakukan gerakan keumatan kekinian.
3.    Kemasyarakatan - Humanitas
Jika ditinjau dari sosiologis, sebenarnya IMM merupakan sub-sosial masyarakat, yang mana IMM dapat melakukan hubungan komunikasi, hubungan timbal balik dengan komunitas maupun kekuatan lain diluar dirinya (diluar organisasi otonom Muhammadiyah), meskipun dengan ciri kelompok yang sifatnya homogenitas namun tetap menuntut sikap keterbukaan yang selektif dari setiap kader IMM tanpa harus terganggu dengan embel-embel “organisasi kader”, memang agak terkesan elitis, namun sudah seharusnya dengan embel-embel tersebut IMM harus dapat lebih terpanggil oleh keadaan ummat.7
6 Beni Pramula, Setengah Abad IMM: MEREBUT MOMENTUM MERETAS ZAMAN MENDUNIAKAN GERAKAN, Jakarta: Mediatama,2014.h.8

7 Farid Fathoni AF, Kelahiran yang Dipersoalkan, Surabaya: Pt Bina Ilmu. h.286

IMM harus dapat Memberikan manfaat bagi ummat dengan ilmu yang telah diperolehnya, dengan selalu bergerak menuju pada perubahan yang lebih baik, perubahan peradaban yang berkemajuan dalam kehidupan, Dalam melakukan perubahan tidak cukup hanya dengan konseptual belaka. yang tidak kalah pentingnya adalah perjuangan mewujudkan konsep-konsep tersebut atau ide perubahan. Pada tahapan ini dibutuhkan keyakinan, kemampuan, kerja keras, semangat, ketabahan, kesabaran dan stamina yang besar agar tidak berhenti ditengah-tengah.

Untuk terus mengembangkan hidup dan kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, serta amal gerakannya, maka perlu ditegaskan Identitas IMM. Identitas pada hakekatnya adalah ciri-ciri khusus kepribadian yang membedakan IMM dengan organisasi lain. Identitas tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak dibidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
2.    Sesuai gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah ditengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan mahasiswa.
3.    Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidahnya.
4.    Oleh karena itu, setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan ilmunya untuk menyata laksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.8










8 Farid Fathoni AF, Kelahiran yang Dipersoalkan, Surabaya: Pt Bina Ilmu. h.314

0 komentar:

Posting Komentar