Kamis, 04 Mei 2017

Lelaki Kedua

Suatu kali pernah ada seorang gadis yang bermimpi tentang dua orang lelaki. Dia, lelaki pertama adalah orang yang telah lama dia kenal dan lelaki kedua adalah lelaki yang belum pernah dikenalnya. Lelaki yang pertama bersedia mengantarkan kemanapun si gadis mau, namun dia belum pernah bertemu dengan kedua orangtuanya. Suatu hari laki-laki itu hendak mengantarkan sang gadis ke suatu tempat dan menunggu disamping rumah, seperti biasa. Telah lama lelaki pertama itu menunggu sang gadis tapi ternyata tak jua muncul setelah beberapa lama menunggu akhirnya lelaki pertama kembali dan suatu hari kemudian dia terkejut ketika sang gadis telah menerima lamaran seorang laki-laki yang belum pernah dikenal sang gadis itu. Lelaki pertama kaget bukan main namun apa yang dapat diperbuatnya. Sang gadis tampak bimbang dengan keadaan itu, di satu sisi dia telah dipinang oleh seorang lelaki yang belum pernah dikenalnya namun tampak jelas bahwa laki-laki kedua begitu mencintainya. Akhirnya cinta laki-laki kedua lah yang bersamanya. Beberapa lama setelah hidup bersama, sang gadis tahu akan masa lalu lelaki yang telah didampinginya kini. Sang gadis tak habis pikir dgn masa lalunya. Akankah sang gadis kembali bersama lelaki pertama ? terbangunlah sang gadis dari mimpinya sambil termenung dan bingung                       
Mimpi itu terbesit selepas subuh, gadis itu melakukan rutinitas seperti biasa, sembari mencoba mengingat kelanjutan mimpi semalam. Gadis itu berdecak, "ah untuk apa aku mengingatnya toh itu hanyalah mimpi". Deg. Gadis itu mengingat kelanjutan mimpi itu saat sarapan pagi kala itu. Kini makanan ini terasa hambar baginya. "Apakah ini benar mas ? Mengapa kamu menghindar ketika aku berbicara tentang masa lalumu". Bergumam terus dalam hati, hingga suatu hari tanpa sengaja terbukti tentang masa lalu lelaki kedua itu. "Gadis" berjilbab yang selalu membantu orang disekitarnya itulah masalahnya. Mengapa lelaki yang begitu tampan dan gagah ini dulunya seorang "gadis". Sungguh gadis itu tak percaya. Dicarinya informasi itu melalui tetangga di kampung lelaki yang menjadi "gadis". Dari seluruh tetangga yang dimintainya informasi itu, ada satu yang paling berkesan baginya. Nenek tua yang dulu menjadi tetangga dekatnya. Tutur nenek tua itu, "gadis" itu baik hatinya, suka menolong, sering memberi makanan, dan rajin ibadah, namun sebenarnya dia tertutup sekali akan kehidupannya. Sesudah dari rumah nenek tua sambil membawa oleh-oleh pahit, Sang gadis menangis sejadi-jadinya diperjalanan. Hanya sebuah pertanyaan, "bagaimana bisa". Sesampainya di rumah sang Gadis hanya diam, menanti lelaki kedua pilihannya dulu datang. Suami.
Sang gadis menyodorkan sebuah foto masa lalu, oleh-oleh pahit nenek tua, kepada suaminya kini. Sang suami, lelaki kedua terkejut. Tanpa banyak alasan lelaki kedua bercerita tentang masa lalunya. Ketika lelaki kedua masih muda, dia pernah melakukan kesalahan yang tidak disengajanya. Lelaki kedua itu merasa bahwa dirinya sejatinya bukanlah seorang lelaki, dia merasa dirinya adalah seorang "gadis". Dia begitu nyaman dengan pakaian wanita, tanpa disadari dia berubah menjadi "gadis" remaja. Dulu dia dititipkan orang tuanya kepada pamannya, namun tak berapa lama kemudian pamannya meninggal, karena tak ada yang menunggu rumah pamannya akhirnya dia tinggal seorang diri disana. Bisikan hasrat dan ketertarikan itulah yang akhirnya menjadikannya seorang "gadis".
Tahun berganti tahun, kerinduan pada orang tua membawanya pulang. Rahasia besar yang disembunyikan tak mampu lagi dibendungnya. Seorang "lelaki yang kekar yang berjilbab" pulang ke pangkuan orang tuanya. Betapa tertegun kedua orang tuanya, setelah tahu anak lakinya menjadi "gadis berjilbab". Kecewa sungguh kecewa, ketika tahu bahwa anaknya mengalami sebuah kelainan "transgender". Kedua orang tua itu meminta pengampunan kepada Tuhannya atas apa yang telah dilakukan anaknya, dan mencoba berkonsultasi kepada psikolog. Terkadang sebuah hasil yang baik membutuhkan waktu yang panjang. Tujuh tahun lelaki kedua itu berjuang mencari jati dirinya. "Gadis berjilbab" itu kini telah menjadi lelaki dewasa. Lelaki kedua itu kini telah sadar bahwa menjadi "gadis" adalah nafsu belaka, bisikan setan durjana. Dia sadar akan hakikat sebenarnya menjadi seorang laki-laki.
Kini lelaki itu telah tertarik dan mencintai seorang gadis yang ada didepannya. Satu-satunya gadis yang dicintainya semenjak dia sembuh. Dipasrahkannya semua keputusan itu kepada gadis pilihannya itu. Dengan lirih lelaki itu berkata, "Bagaimana aku dapat mengungkapkan kebenaran hatiku jika kau mulai tak percaya". Terpintas senyum bahagia sang gadis bersama lelaki pertama, Pupus.
Suara ibu terdengar keras sekali memangginya, “Dita,.... Dita, sedang melamun apa kau nak”. Hanya tersenyum sambil memandang wajah ibunya. “Tiiiit... Tiiit...” bunyi kelakson lelaki itu. Dita memandang lekat-lekat wajah lelaki yang telah dikenalnya selama empat tahun ini. “Bukan kamu”, Gumam Dita dalam hati.


0 komentar:

Posting Komentar