Rabu, 25 Maret 2020

Corona dan kasih sayang Bapak


Pagi ini, setelah banyak masalah yang menerpa akhir-akhir ini. Aku mencoba bangkit dari segala hal yang membuatku berada pada titik terendah dalam hidup.
Mencoba menalar atas ketetapan Allah, nyatanya aku tidak akan pernah sanggup dalam menalarnya. Sungguh sombong, ketika ketetapan Allah coba ku nalar tanpa ku imani.

Pagi hari ku syukuri dengan beribadah, dan kulanjutkan dengan berolahraga, lari kecil hingga beberapa putaran mengelilingi halaman sekolah yang tidak cukup luas tapi cukup untuk membuang racun-racun dalam tubuhku.

Menerawang kembali makna hidup, hakikat hidup di dunia. Selalu saja tiap kali aku memikirkan harapan yang tidak tercapai, selalu pula rembesan air mata ini keluar diam-diam.

Corona, sedang bermusim di Indonesia selama 2 minggu ini. Virus satu ini merupakan mahluk ciptaan Allah yang menggemparkan seluruh jagad Raya.
Penjual pentol yang biasanya mangkal di sekolah mengeluh, penjual snack pun turut merasakan akibat ini.

Hikmah dari Virus Corona ini, aku yang saat itu punya masalah, diminta oleh Allah berada di rumah agar hatiku tenang. Bercerita kepada ibuk yang nantinya tidak lama kemudian bapak akan tahu masalahnya. Mas dan adek yang saat itu di rumah, sedikit banyak mereka tahu dan berusaha menghiburku.
Pagi ini aku merasa ini adalah hikmah dari Virus Corona, kasih sayang bapak yang sering kuabaikan kini benar-benar kurasakan. Bapak yang selalu dibilang keras dan menakutkan bagi banyak orang. Tetapi tidak bagiku, bapak sebeneranya adalah orang yang selalu menahan amarahnya dan sabar dalam menghadapi banyak rintangan. Akan tetapi kebanyakan manusia selalu berspekulasi dari sudut pandang mereka sendiri. Bapak selalu menahan amarahnya, sama seperti aku. Tetapi masih saja mereka mengatakan aku tidak sabaran, padahal aku selalu menahan marah dan berusaha untuk sabar. Aaah... sudah lupakan tentang itu.
Pagi ini Bapak dengan kasih sayangnya menyuguhi anak-anaknya semua dengan ramuan rempah-rempah istimewa. Jahe, kunyit, laos, sere dan madu dibuatnya untuk semua anak-anaknya yang berkumpul di rumah. Dengan sedikit berbincang-bincang mengenai minuman rempah-rempah dan corona ini. Aku belajar banyak arti hidup yang diajarkan bapak.
Kesabaran yang telah kita lakukan terkadang akan dianggap sebagai ketidaksabaran bagi orang lain.
Kita telah berusaha menahan amarah, akan tetapi mereka tidak melihat.
Selamat pagi untuk hati yang baru, hati yang lebih kuat 💕


0 komentar:

Posting Komentar